Minggu, 30 Desember 2018

Benih Padi Bestari PB Syntani Agro Lestari

Umur  115 – 120 hari setelah semai
Tinggi tanaman 100 – 115 cm
Anakan produktif 15 – 20 batang
Bentuk gabah ramping
Potensi hasil 9,42 ton GKG per ha
Tekstur nasi pulen
Tahan wereng biotipe 1 dan 2 serta tahan hawar daun strain III dan agak tahan strain IV


DESKRIPSI PADI SAWAH VARIETAS BESTARI
Benih Padi Bestari PB Syntani Agro Lestari
Benih Padi Bestari PB Syntani Agro Lestari
No. Seleksi  Obs-1692/PsJ
Asal  Seleksi Pedigree dari radiasi Cisantana dengan sinar gamma dosis 0,2 Kgy
Golongan  Cere
Umur tanaman  115 -120 hari setelah semai
Bentuk Tanaman  Tegak
Tinggi Tanaman  100-115 cm
Anakan Produktif  15-20 batang
Warna kaki daun  Hijau
Warna telinga daun  Tidak berwarna
Warna daun  Hijau
Permukaan daun  Kasar
Posisi daun  Tegak
Daun bendera  Tegak
Warna batang  Hijau

Kerebahan Tahan
Tipe malai  Intermediate
Leher Malai  Terbuka
Kerontokan  Sedang
Bentuk gabah  Ramping
Warna gabah  Kuning cerah
Rata-rata hasil  6,56 GKG ton/ha
Potensi hasil  9,42 GKG ton/ha
Berat 1000 butir  27,71 gram
Tekstur nasi  Pulen
Kadar amilosa  20,62 %
Kadar protein  9,18 %
Ketahanan terhadap hama  Tahan wereng coklat biotipe 2 agak
tahan biotipe 3
Ketahanan terhadap penyakit  Tahan penyakit bakteri hawar daun strain III dan agak tahan strain IV
Keterangan  Cocok ditanam pada lahan sawah dengan ketinggian 0 – 700 m dpl
Instansi pengusul  Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi – BATAN

Keunggulan Padi Bestari


Bestari lahir teknologi radiasi nuklir. Padi ini mempunyai bentuk gabah yang ramping yang dimana akan memudahkan penjualan berasnya. Dari bentuk daunnya sendiri yang tegak diharapkan mampu melindungi dari serangan burung. Untuk potensi hasil untuk kategori benih inbrida, padi bestari ini mempunyai potensi yang tinggi yaitu 9,42 ton. Dibekali dengan hasil beras dengan kadar amilosa 20,62 % membuat nasi yang dihasilkan mempunyai tingkat kepulenan yang baik

Kemasan 5 kg
Harga 75.000,-
Bisa kirim keseluruh wilayah Indonesia
Pengiriman dari Kota Surakarta, Solo.
Contact 087775777877

Benih Padi Sintanur PB Syntani Agro Lestari

Varietas Padi Sintanur 

Sifat khusus : Wangi mulai dipertanaman

Umur tanaman : 115 – 125 hari setelah semai
Tinggi tanaman : 115 – 125 cm
Anakan produktif : 16 – 20 batang
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Sedang
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 18%
Bobot 1000 butir : 27 g
Rata-rata hasil : 6,0 t/ha
Potensi hasil : 7,0 t/ha
Ketahanan terhadap Hama Penyakit :
– Tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 • dan 2
– Rentan terhadap wereng coklat biotipe 3•
– Tahan terhadap hawar daun bakteri strain • III, rentan terhadap strain IV dan VIII


Deskripsi Varietas Padi Sintanur :
Nomor seleksi : B9645E-MR-89-1
Asal persilangan : Lusi/B7136C-MR-22-1-5 (Bengawan Solo)
Golongan : Cere
Umur tanaman  115 – 125 hari setelah semai
Bentuk tanaman Tegak
Tinggi tanaman  115 – 125 cm
Anakan produktif  16 – 20 batang
Warna kaki  Hijau
Warna batang  Hijau
Warna telinga daun  Tidak berwarna
Warna lidah daun  Tidak berwarna
Muka daun  Kasar
Warna daun  Hijau
Posisi daun  Tegak sampai miring
Daun bendera  Tegak
Bentuk gabah  Sedang
Warna gabah  Kuning bersih
Kerontokan  Sedang
Kerebahan  Agak tahan
Tekstur nasi  Pulen
Kadar amilosa  18%
Indeks glikemik  91
Bobot 1000 butir 27 g
Rata-rata hasil  6,0 t/ha
Potensi hasil  7,0 t/ha
Ketahanan terhadap Hama Penyakit :
– Tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 • dan 2
– Rentan terhadap wereng coklat biotipe 3•
– Tahan terhadap hawar daun bakteri strain • III, rentan terhadap strain IV dan VIII
Sifat khusus  Wangi mulai dipertanaman•
Anjuran tanam  Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 550 m dpl.
Pemulia  Adijono P., Soewito T., Suwarno, B. Kustianto, Allidawati B.S., Shagir Sama
Teknisi  Sularjo, Supartopo, Pantja HS, Indarjo, M.A. Barata dan Koesnang
Dilepas tahun  2001

Alasan Anda menanam padi Sintanur :
Nasi premium pulen dan wangi
Bobot gabah dengan rendeman yang tinggi
Cocok untuk industri beras atau campuran untuk menaikkan kelas beras.

Kemasan 5 kg
Harga 75.000,-
Pengemasan dan Pengiriman dari Solo, Jawa Tengah

Mengenal Pupuk ZA

Pupuk ZA : Adik Pupuk Urea

Pupuk ZA dikenal dengan sebutan pupuk Amonium Sulfat. Pupuk ZA ini mengandung 21 % hara makro N dan 24 % sulfur. Dengan melihat kandungan hara makronya maka pupuk ini dikatagorikan dalam pupuk tunggal.

Pupuk ZA, dengan melihat hara makro N nya bisa dikatakan “adik’ dari pupuk Urea. Kalau pupuk ZA hara makro N nya 21 % sedangkan pupuk Urea sekitar 46 % hara N.

Rumus Kimia Pupuk ZA


Nama lain dari pupuk ZA adalah Amonium Sulfat. Rumus kimia Amonium Sulfat adalah (NH4)2SO4. Kelebihan pupuk ini adalah terdapat kandungan sulfur di dalamnya. Bahkan kandungan sulfur lebih besar dari hara N. Dengan adanya unsur sulfur, pemakain pupuk ZA, sangat baik diberikan pada awal tanam.

” tapi Mas Nurman, mending pake pupuk urea, 2 atau 3 hari tanaman dah kelihatan hijaunya. Kalau pake ZA bisa 6-7 hari baru kelihatan hijau”

” betul pak, tapi di pupuk ZA terdapat unsur lain (pupuk lain). Tanaman akan tumbuh lebih bagus perkembangannya. Lebih stabil daya serap tanaman”

Artinya bila pakai pupuk ZA, daya serap tanaman akan lebih lama,sehingga hijau daun bertahan lebih lama bila dibandingkan urea.

Pembicaan berlanjut,,,

” ada lagi kelebihan pupuk ini, Mas Nurman?”

” iya pak, belerang dalam pupuk ZA sangat membantu perkembangan pucuk, akar dan anakan. Dan yang lebih penting hal ini,,, ”

” teruskan, mas”

” bila sawah bapak kekurangan unsur belerang maka umur tanaman padi bapak akan lebih lama”

Dengan demikian, saya lebih suka mengatakan dan menyarankan kepada petani : gunakan pupuk ZA untuk pemupukan awal tanam. Dengan alasan di atas.

Pemahaman Pupuk

Dalam  berbagai kesempatan berinteraksi dengan petani, saya selalu memberikan pemahaman bahwa pupuk bagi tanaman seperti makanan bagi perkembangan anak kecil.

Supaya pertumbuhannya bagus, anak kecil harus makan minimal Nasi, Sayur Mayur dan Lauk Pauk. Nasi bagi tanaman adalah pupuk Urea/ZA, sayur mayur ( Fosfat :SP36/TS ) dan Lauk Pauk ( Kalium :KCL/ZK).

Bagaimana kalau anak kecil makan nasi saja dalam hidupnya? apakah dia akan tumbuh dengan sempurna?

Demikian pula, bila tanaman padi diberikan urea saja? apakah akan tumbuh sempurna? jelas tidak. Oleh sebab itu, pemerintah meracik pupuk majemuk/lengkap. Seperti : NPK Kujang, NPK Ponska, NPK pelangi dll. Supaya tanaman tumbuh sempurna dan menghasilkan hasil bagus.

Pupuk ZA sebagai Subsitusi Urea

Dengan pemahaman di atas, bila tak ada pupuk urea maka pupuk ZA bisa dijadikan penggantinya.

Saya pernah bertanya sama penjual pupuk bersubsidi, “apakah pupuk urea ada?”

” kosong, mas”

” kalau pupuk ZA ada pak?”

” ada, lumayan banyak mas”

Jadi, bila tak ada pupuk urea di toko petani tak membeli urea. Padahal pupuk ZA ada. Hal ini disebabkan karena banyak petani yang belum mengetahui manfaat pupuk ZA ini.

Perbandingan Pupuk Urea dengan Pupuk ZA

Dengan melihat kandungan hara makro N nya, maka dapat dihitung berapa persamaan antara pupuk urea dan pupuk ZA.

Dalam 100 kg urea setara dengan 219 kg pupuk ZA. Digenapkan jadi 210 kg

Jadi 100 kg urea = 210 kg ZA

Ini hitungan hara makro N nya. Tanpa melihat unsur lain dalam pupuk ZA

Tetapi dengan adanya unsur lain seperti sulfat di dalam ZA  menurut saya perbandingan di atas tak seperti tsb, bisa jadi 100 kg pupuk urea setara dengan 160 kg ZA.

Pupuk ZA/Urea ada Dalam Pupuk NPK Majemuk

Pada tulisan materi SL PTT Padi, saya sudah jelaskan bahwa pupuk ZA/Urea terdapat pada pupuk majemuk seperti : NPK Kujang, NPK Ponska dan NPK Pelangi.

Dalam 1 karung NPK kujang terdapat 32,6 kg Urea/71,4  kg ZA, 8,33 kg SP36 dan 6,66 kg KCL.

Dalam 1 karung NPK Ponska terdapat 16,3 kg Urea/35,7 kg ZA, 20,5 kg SP36 dan 12,5 kg KCL.

Dalam 1 karung NPK Pelangi terdapat 21,73kg Urea/47,6 kg ZA, 13,89 kg SP36 dan 8,33 kg KCL.

Oleh : Nurman Ihsan, SP (THL TBPP DEPTAN di BANTEN)

Fase Pertumbuhan Padi

Salah satu faktor kunci menjadi petani sukses adalah dengan langsung terjun ke sawah. Tak beda dengan ilmu berenang : langsung terjun ke kolam renang. Bila tak ada kolam renang, sungai, laut, danau jadilah.

Demikian pula naik sepeda. Bila mau bisa : ambil sepeda dan naikki sepada tsb. Memang jatuh bangun. Tapi tak lama,,,

Saat terjun ke sawah, perhatikan masa tumbuh tanaman padi. Pelajari dengan teliti. Jadikan sawah sebagai ajang penelitian kecil-kecilan. Misal mengenai pupuk. Sawah yang satu kotak dipupuk sekian dan kotak yang satu sekian. Bandingkan hasilnya dst dst.

Banyak tanya ini dan itu kepada petani lain yang sistem tanamnya bagus ( tandur jajar dan legowo ). Sbb petani model ini hasilnya sebagian besar bagus !!!.

Bila petani punya kemampuan main internet malah bagus. Cari sebanyak mungkin ilmu pertanian di mbah google. Tanya sana sini melalui komentar-komentar,,,

Fase Pertumbuhan Padi
Perhatikan fase tumbuhan padi di atas.

Salah satu pendekatan yang baik adalah mengenal fase pertumbuhan tsb. Mengapa? Sebab setiap fase pertumbuhan tanaman memiliki ciri khas tersendiri. Saya ambil contoh varietas padi yang berumur 120 hari.






1. Fase Vegetatif. Fase ini berlangsung sekitar 55-60 hari.

– Fase semai / pembibitan secara umum 20 hss

– Fase vegetatif tanam 35-40 hst.

Di sebagian petani ada yg memulai fase semai sampai 30 hss. Sehingga fase vegetatif tanam menjadi berkurang. Yang seharusnya 35-40 hst menjadi 25-30 hari. Apa yang terjadi? Tanaman kurang berkembang : jumlah anakkan sedikit ( malai juga sedikit). Sebab masa vegetatif tanam yang pendek tak memberikan ruang/waktu bagi tanaman untuk berkembang normal.

Di sebagian petani ada yang memulai fase semai sampai 15 hst. Sehingga fase vegetatif tanam menjadi 40-45 hst. Apa yang terjadi? tanaman bagus berkembang : jumlah anakkan banyak ( malai juga banyak). Sebab memberikan ruang waktu yang optimun buat masa vegetatif ini.

Makanya dengan memakai Sistem Tanam SRI jumlah anakkan banyak (malai banyak) sebab memberi ruang waktu yang optimun di masa vegetatif. Dengan fase semai sekitar 7 hss, sisanya waktu fase vegetatif tanama akan maksimal bagi perkembangan tanaman.

Bagaimana Umur Padi Genjah ?

Untuk umur padi yang lebih genjah seperti Inpari maka umur semai harus diperhatikan betul. Untuk inpari 10 yang berumur 108-116 hari dan varietas sejenis, diusahakan pindah tanam di bawah umur 18 hss.

Untuk Inpari 13, inpari 19 dan sejenisnya, diusahakan pindah tanam bibit di bawah umur atau sama dengan 15 hss.

Walaupun varietas dengan umur genjah, perkembangan fase vegetatif tanam harus diperhatikan.

2. Fase Generatif. Fase ini berlangsung sekitar 60-65 hari. Secara umum dibagi kedalam :

– Fase Reproduktif 30 hari dan

– Fase Pematangan 30-35 hari

Untuk memahami lebih jelas memahami fase pertumbuhan tanaman padi, ada tulisan bagus yang akan dikemukakan.

1. Fase vegetatif adalah awal pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan benih sampai primordia bunga (pembentukan malai).

– Tahap Perkecambahan benih (germination)
Pada fase ini benih akan menyerap air dari lingkungan (karena perbedaan kadar air antara benih dan lingkungan), masa dormansi akan pecah ditandai dengan kemunculan radicula dan plumule.

Faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih adalah kelembaban, cahaya dan suhu. Petani biasanya melakukan perendaman benih selama 24 jam kemudian diperam 24 jam lagi. Tahan perkecambahan benih berakhir sampai daun pertama muncul dan ini berlangsung 3-5 hari.

– Tahap Pertunasan (seedling stage)
Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah hingga menjelang anakan pertama muncul. Umumnya petani melewatkan tahap pertumbuhan ini di persemaian. Pada awal di persemaian, mulai muncul akar seminal hingga kemunculan akar sekunder (adventitious) membentuk sistem perakaran serabut permanen dengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara.

Di sisi lain tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan 1 daun setiap 3-4 hari selama tahap awal pertumbuhan sampai terbentuknya 5 daun sempurna yang menandai akhir fase ini.

Dengan demikian pada umur 15 – 20 hari setelah sebar, bibit telah mempunyai 5 daun dan sistem perakaran yang berkembang dengan cepat. Pada kondisi ini, bibit siap dipindahtanamkan.

– Tahap Pembentukan anakan (tillering stage)
Setelah kemunculan daun kelima, tanaman mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru. Anakan muncul dari tunas aksial (axillary) pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang.

Bibit ini menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh (emerging), anakan pertama memunculkan anakan sekunder, demikian seterusnya hingga anakan maksimal.

Pada fase ini, ada dua tahapan penting yaitu pembentukan anakan aktif kemudian disusul dengan perpanjangan batang (stem elongation). Kedua tahapan ini bisa tumpang tindih, tanaman yang sudah tidak membentuk anakan akan mengalami perpanjangan batang, buku kelima dari batang di bawah kedudukan malai, memanjang hanya 2-4 cm sebelum pembentukan malai.

Sementara tanaman muda (tepi) terkadang masih membentuk anakan baru, sehingga terlihat perkembangan kanopi sangat cepat. Secara umum, fase pembentukan anakan berlangsung selama kurang lebih 30 hari.

Pada tanaman yang menggunakan sistem tabela (tanam benih langsung) periode fase ini mungkin tidak sampai 30 hari karena bibit tidak mengalami stagnasi seperti halnya tanaman sistem tapin yang beradaptasi dulu dengan lingkungan barunya sesaat setelah pindah tanam.

Penggunaan pupuk nitrogen (urea) berlebihan atau waktu aplikasi pemupukan susulan yang terlambat memicu pembentukan anakan lebih lama (lewat 30 hst), namun biasanya anakan yang terbentuk tidak produktif.

2. FASE GENERATIF. Fase ini berlangsung sekitar 55-60 hari.

A. Fase Reproduktif
Tahap Inisiasi Bunga / Primordia (Panicle Initiation)

Perkembangan tanaman pada tahapan ini diawali dengan inisiasi bunga (panicle initiation). Bakal malai terlihat berupa kerucut berbulu putih (white feathery cone) panjang 1,0-1,5 mm.

Pertama kali muncul pada ruas buku utama (main culm) kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Ini akan berkembang hingga bentuk malai terllihat jelas sehingga bulir (spikelets) terlihat dan dapat dibedakan.

Malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera menyebabkan pelepah daun menggembung (bulge). Penggembungan daun bendera ini disebut bunting sebagi tahap kedua dari fase ini (booting stage).

– Tahap Bunting (booting stage)
Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Pada tahap bunting, ujung daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan non-produktif terlihat pada bagian dasar tanaman.

– Tahap Keluar Malai (heading stage)
Tahap selanjutnya dari fase ini adalah tahap keluar malai. Heading ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun.

Akhir fase ini adalah tahap pembungaan yang dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan.

– Tahap Pembungaan (flowering stage)
Pada pembungaan, kelopak bunga terbuka, antera menyembul keluar dari kelopak bunga (flower glumes) karena pemanjangan stamen dan serbuksari tumpah (shed). Kelopak bunga kemudian menutup. Serbuk sari atau tepung sari (pollen) jatuh ke putik, sehingga terjadi pembuahan.

Struktur pistil berbulu dimana tube tepung sari dari serbuk sari yang muncul (bulat, struktur gelap dalam ilustrasi ini) akan mengembang ke ovary.

Proses pembungaan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar. Pembungaan terjadi sehari setelah heading. Pada umumnya, floret (kelopak bunga) membuka pada pagi hari. Semua spikelet pada malai membuka dalam 7 hari. Pada pembungaan, 3-5 daun masih aktif.

Anakan pada tanaman padi ini telah dipisahkan pada saat dimulainya pembungaan dan dikelompokkan ke dalam anakan produktif dan nonproduktif.

Fase reproduktif yang diawali dari inisiasi bunga sampai pembungaan (setelah putik dibuahi oleh serbuk sari) berlangsung sekitar 35 hari. Pemberian zat pengatur tumbuh atau penambahan hormon tanaman (pythohormon) berupa gibberlin (GA3) dan pemeliharaan tanaman dari serangan penyakit sangat diperlukan pada fase ini.

Perbedaan lama periode fase reproduktif antara padi varietas genjah maupun yang berumur panjan tidak berbeda nyata. Ketersediaan air pada fase ini sangat diperlukan, terutama pada tahap terakhir diharapkan bisa tergenang 5 – 7 cm.

B. Fase Pemasakan / Pematangan

– Tahap matang susu ( Milk Grain Stage )

Pada tahap ini, gabah mulai terisi dengan bahan serupa susu. Gabah mulai terisi dengan larutan putih susu, dapat dikeluarkan dengan menekan/menjepit gabah di antara dua jari. Malai hijau dan mulai merunduk.

Pelayuan (senescense) pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawahnya tetap hijau. Tahap ini paling disukai oleh walang sangit. Pada saat pengisian, ketersediaan air juga sangat diperlukan. Seperti halnya pada fase sebelumnya, pada fase ini diharapkan kondisi pertanaman tergenang 5 – 7 cm.

– Tahap gabah ½ matang (dough grain stage)
Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan dan daun di bagian dasar tanaman nampak semakin jelas. Pertanaman terlihat menguning. Seiring menguningnya malai, ujung dua daun terakhir pada setiap anakan mulai mengering.

– Tahap gabah matang penuh (Mature Grain Stage)
Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. Tanaman padi pada tahap matang 90 – 100 % dari gabah isi berubah menjadi kuning dan keras. Daun bagian atas mengering dengan cepat (daun dari sebagian varietas ada yang tetap hijau).

Sejumlah daun yang mati terakumulasi pada bagian dasar tanaman. Berbeda dengan tahap awal pemasakan, pada tahap ini air tidak diperlukan lagi, tanah dibiarkan pada kondisi kering. Periode pematangan, dari tahap masak susu hingga gabah matang penuh atau masak fisiologis berlangsung selama sekitar 35 hari.

oleh : Nurman Ihsan, SP (THL TBPP DEPTAN di BANTEN)

Belerang Bagi Tanaman Padi

Unsur Sulfur dalam Pupuk

Bila kita mengenal pupuk ZA, maka di dalamnya terdapat kandungan unsur N dan S. Unsur Nitrogennya sebesar 21 % dan Sulfur ( belerang ) sebesar  24 %. Artinya apa? kandungan Sulfurnya kok bisa lebih tinggi dari N nya.

Selain dalam pupuk ZA, unsur belerang terdapat dalam pupuk Ponska ( 15 15 15 10 ). Artinya di dalam pupuk ponska ada sekitar 10 % unsur sulfurnya.

Fungsi Sulfur Bagi Tanaman

Oleh sebab itu, marilah kita mengenal fungsi Sulfur ini bagi tanaman. Unsur Sulfur yang lebih dikenal dengan nama Belerang diserap tanaman  dalam bentuk ion sulfat (SO4=). Zat ini merupakan bagian dari protein yang terdapat dalam bentuk cystein, methionin, thiamine.

Adapun fungsi umum sulfur sbb :

Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).
berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi bawang merah dan belerang putih. 

Sebagian besar sulfur di dalam tanah berasal dari bahan organik yang telah mengalami dekomposisi dan sulfur elemental ( bubuk/ batu belerang ) dari aktivitas vulkanis. Sulfur yang larut dalam air akan segera diserap tanaman, karena unsur ini sangat dibutuhkan tanaman terutama pada tanaman-tanaman muda.  

Fungsi Sulfur Bagi Tanaman Padi

Belerang ( sulfur) pada padi diperlukan untuk sintesis asam amino sistin, sistein, dan metionin, yang selanjutnya membentuk protein. Selain itu belerang sangat membantu perkembangan pucuk, akar dan anakan.

Padi sawah yang mengalami kekurangan belerang umurnya lebih panjang dengan persentase kehampaan gabah yang tinggi, untuk mengatasi kekahatan belerang pada padi, perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas dan produktivitas tanah melalui pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik.

Salah satu sumber S anorganik yang baik untuk padi sawah adalah pupuk amonium sulfat [(NH4)2SO4] karena dapat memasok S yang tersedia bagi tanaman, yaitu sulfat (SO42-). 

BILA TANAMAN KEKURANGAN UNSUR HARA BELERANG, MAKA:

Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
Terjadi penimbunana amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas fisiologis dan mudah tererang hama dan penyakit.
Produksi butir hijau daun menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis / kekuningan, dan hasil panen rendah.
Oleh sebab itu, pupuk ini diberikan pada tanaman padi dalam masa vegetatif atau tanaman yang hasil panennya di daun seperti bayam, sawi dll.

Pada suatu kesempatan, saya pernah bertanya pada petani sawi organik, ” kok sawi ini rasanya enak pak?”. Dijawabnya,” kalo untuk pupuk, saya nga pake urea, tapi pake pupuk ZA saja”.

oleh : Nurman Ihsan, SP (THL TBPP DEPTAN di BANTEN)

Sabtu, 29 Desember 2018

Dosis Pupuk Padi

TIGA TAHAP DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN PADI

Suatu ketika, saya pernah bertanya pada seorang petani. Nama petani itu Pak Karta. Pertanyaan saya ini, berkaitan dengan masalah pemupukan.

” pak Karta, waktu pupuk tempo hari, dikasih pupuk apa aja?”
” cuma urea aja, pak ”
“ kok cuma pupuk urea ?”
“ nga punya uang tuk beli yang lain”
” ohh gituu, tapi bapak pakai pupuk kandangkan?”
” tahun ini, nga dikasih”
” pas musim tanam kemarin, emang dikasih pupuk kandang apa, pak karta?
” dikasih sih, tapi cuma 4 karung ayam petelor”
” kalo jeraminya dimasukin lagi ke sawah nga pak?”
” nga sih…. “

Di dalam hati saya, keluar kata, ” Innalillahi “. Kok bisa kata itu yang keluar?

Kata Innalillahi adalah kata yang kita ucapkan, bila kita atau orang lain mendapatkan musibah. Bukan sebatas ada orang meninggal saja, kalimat itu baru keluar dari mulut kita. Orang yang meninggal itu, salah satu bagian dari musibah.

Bagi saya, apa yang diceritakan Pak Karta adalah musibah. Bukan saja bagi Pak Karta tapi juga bagi sebagian besar petani di Indonesia. Pak Karta hanya mewakili saja kenyataan yang dialami sebagian besar para petani.

Saudaraku para petani,,,,


Apa yang bisa kita harapkan dari usaha tani, bila kita sebagai petani mempersiapkan “makanan” bagi tanaman kita seadanya. Wajar saja, bila hasil yang kita dapatkan pun seadanya juga.

Secara umum, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi. Dengan makanan yang cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk anorganik), maka perkembangan fase vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh dengan baik.

Bila kita sudah memberikan “makanan” terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik dengan hasil yang baik.

Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3 tahap pemberian. Pada tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan 3 Macam Dosis untuk Tanaman Padi .

Kaidah Umum Pemupukan Kimia/Anorganik :
– Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1 sebesar 40 % dan pupuk susulan ke-2 adalah 40 %.

Mengapa pupuk dasar untuk hara N cuma 20 % ??

Sebab tanaman padi yang berumur sekitar 7-10 hari masih kecil. Pertanyaannya : Apakah tanaman kecil dengan perakaran sedikit perlu banyak pupuk yang mengandung hara N? jelas tidak.

Sedangkan untuk hara yang mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar 50 % dan pupuk susulan ke-1 sisanya 50 %. Mengapa banyak? sebab pupuk yang mengndung P atau K larut juga cuma waktunya agak lama.

– Bila pemakaian pupuk organik (terutama pupuk kandang banyak), jerami dan pemberian POC/hayati/MOL maka penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi. Bahkan dosis pupuk kimia bisa sampai mencapai 50 %.

Pembahasan
Sekarang marilah kita bahas 3 macan dan 3 tahap pemberiannya : ( jangan lupa memberikan pupuk kandang/kompos min 1-2 ton/ha. Sebab penggunaan pupuk kompos sangat membantu proses penyerapan pupuk kimia yang kita berikan. Apalagi untuk pupuk TSP/SP dan KCL, sebab pupuk ini membutuhkan mikroba pelarut P dan K. Jadi, pupuk kompos/organik sebuah keharusan. Lebih hebat lagi, bila dilakukan penyemprotan POC/hayati/MOL sewaktu pengolahan lahan)

Cara Pertama,  300 kg pupuk NPK Ponska dan 100-150 kg pupuk Urea 
( kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ) .

Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska.

Ada 2 pendapat mengenai  waktu atau kapan pemberian pupuk dasar ini:

Pertama diberikan pada awal/sebelum tanam 
Kedua, diberikan 7-10 hst
Saya pribadi lebih suka cara yang kedua. Mengapa? sebab bibit pada umur 7-10 hst  perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk yang diberikan walau jumlahnya sedikit.

Kemudian, ada kaidah sederhana, bibit  yang baru ditanam akan adaptasi dengan lingkungan ( boleh disebut bibit tsb stres ) beberapa hari. Makanya ada sebagian dari daunnya yang kuning dan mengering. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan.

Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2 dan ke-3.

Pernah saya bertanya pak seorang petani yang memberikan pupuk urea di awal tanam 1 hst.

“Pak, tanaman menghisap pupuk lewat akar kan?”
” ya pak”
“menurut bapak, anak-anak (bulu-bulu) akar pada bibit padi dah berkembang belum?”
“kayanya belum pak mantri”
“kalau bibit belum dapat menghisap pupuk lewat akar kenapa diberikan pak. Apalagi pupuk urea mudah menguap, mudah hilang”.

Petani tersebut mengangguk setuju,,,

Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman muda. Baca disini Fungsi Sulfur Bagi Tanaman.

Pupuk 150 kg Ponska/ha = 150 kg/10.000m2

Bila petani punya lahan 1.000 m2 maka cukup 15 kg NPK Ponska saja.

Catatan: Pada pemupukan dasar ini, ada petani yang ingin menambahkan SP-36 dengan dosis 50 kg/ha, silahkan saja.

Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan dilakukan penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di sawah, pupuk maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan terkendali, hasil panen bisa meningkat, dll.

Biaya injak-injak, Insya Allah akan tertutupi dengan hasil panen yang meningkat.

Pemupukan ke-2  : 150 kg ponska + urea 50 kg.

Diberikan sekitar pekan  ke-3 atau 21 hst. Diberikan pada waktu selesai pengoyosan, sehingga anakkan yang dihasilkan bisa maksimal. Lebih baik lagi, dilakukan pemupukan kemudian baru dilakukan pengoyosan/diinjak-injak. Sebab seperti penjealsan di atas, pupuk akan multiguna bagi tanaman.

Bila lahannya cuma 1.000 m2 maka dosisnya sekitar

Pupuk Ponska 150 kg/ha = 150 kg/10.000m2 = 15 kg/1000 m2

Ditambah Pupuk Urea 50 kg/ha = 50 kg/10.000 m2 = 5 kg/1.000 m2 .

Pemupukan ke-3  : 50-100 kg urea.

Diberikan sekitar 35-40 hst. Atau sebagai patokan sewaktu daun bendera atau daun terakhir keluar. Pada kondisi ini, tanaman padi membutuhkan energi ( baca pupuk ) dalam jumlah maksimal. Kenapa? sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai maka daun perlu hijau, apalagi daun bendera.

Dengan daun yang hijau terutama daun bendera maka proses fotosintesis akan maksimal. Dan ini akan berpengaruh kepada panjang malai.

Saya sering memperhatikan daun bendera yang masih agak hijau maka isi malai akan semakin baik, semakin merunduk. Dan perhatikan lagi, ketika daun bendera suatu malai sudah kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,

Tapi, kita juga harus melihat kondisi daun tanaman padi tsb. Bila kondisinya masih hijau terutama daun benderanya. Maka aplikasi untuk pupuk urea/za ini bisa dikurangi. Aplikasinya sekitar 50 kg/ha.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, bila musim hujan, biasanya pemupukan terakhir sekitar 50 kg/ha. Tapi bila musim kemarau (karena adanya proses penguapan) dosis pupuk menjadi 75-100 kg/ha.

JANGAN LUPA, kita lakaukan proses penginjakan di fase ini. Alasananya? sebab masa pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang kita hasilkan akan banyak yang bernas.

Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30 hst dan 70 hst.

Apakah pola di atas bisa dimodifikasi dosisnya?

Bisa saja, sebab pemupukan bukan hitung matematika !!.

Misalkan saja, pemupukan 1 (150 kg ponska + 25 kg urea), pemupukan ke-2 ( 150 ponska + 50 kg urea) dan pemupukan ke-3 ( 50-75 kg urea).

Pemupukan yang baik bagi tanaman ada 2 arah. Pertama lewat akar. Kedua lewat daun.

Pemupukan lewat daun, bisa dipakai POC/MOL.

Cara Kedua, 150 kg NPK Ponska + 300 kg pupuk NPK Kujang 
( kandungan haranya 114 kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg TSP

Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska

Pemupukan ke-2  : 150 kg kujang + 12 kg TSP (15 SP-36)

Pemupukan ke-3  : 150 kg kujang

Bila petani ingin melakukan pola pemupukan spt ini (silahkan saja) : pemupukan 1 (150 kg kujang + 15 kg SP-36), pemupukan ke-2 (150 ponska) dan pemupukan ke-3 ( 150 kg kujang)

Cara Ketiga,200-250 kg Urea,100 kg TSP (128SP-36), dan 75 kg KCL
( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O )

Pupuk dasar/pertama : 50 kg Urea + 50 kg TSP + 40  kg KCL

Pemupukan ke-2   : 100 kg Urea + 50 kg TSP + 35 kg KCL

Pemupukan ke-3  : 50-100 kg Urea

Sekali lagi, bila petani ingin melakukan dosis lain, bisa seperti ini : pemupukan 1 ( 75 kg urea + 50 kg TSP + 40 KCL ), pemupukan ke-2 ( 100 kg urea + 50 kg TSP + 35 KCL ) dan pemupukan ke-3 ( 75 kg urea )

Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun masih terlihat hijau, pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea)

Oleh sebab itu, pemupukan yang kita berikan harus mengetahui tahap kebutuhan makanan tanaman.

Dengan mengetahui kebutuhan tersebut maka pupuk yang kita berikan akan optimal diserap oleh tanaman. Sehingga pertumbuhan dan produksi yang kita harapkan akan maksimal. Dan  jangan lupa, pas pemupukan sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak.

Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30, 70 hst

Bila kita perhatikan realitas di lapangan, keadaan yang dilakukan oleh sebagian para petani agak berbeda. Mereka melakukan pemupukan sekitar 2 kali saja, bahkan cuma 1 x saja.

Apakah ini salah? soal pemupukan terserah para petani saja. Cuma bila ingin mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya melakukan hal yang terbaik.

Pak, bagaimana kalau pemupukannya hanya 2 kali saja? kapan dan dosisnya bagaimana?

Menurut saya, sebaiknya diberikan pada umur sekitar 15-20 hst dan 35-40 hst

Pola 1. 300 kg ponska + 100-150 urea

Pemupukan 1 : 150 kg ponska + 100 kg urea

Pemupukan 2 : 150 kg ponska + 0-50 kg urea

Pola 2. 150 kg NPK ponska + 300 kg NPK kujang

Pemupukan 1 : 150 kg NPK kujang + 100 kg NPK ponska

Pemupukan 2 : 150 kg NPK kujang + 50 kg NPK ponska

Pola 3. 200-250 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 KCL

Pemupukan 1 : 150 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 kg KCL

Pemupukan 2 : 50 – 100 kg urea

Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua, khususnya bagi para petani Indonesia. Dan umumnya para petani di mana pun berada. Amin.

Catatan : Sebaiknya sehabis dilakukan pemupukan, dilakukan proses penginjakan.Memang membutuhkan biaya tenaga kerja, tetapi hasil panen akan jauh lebih tinggi. Bila dikurangi tenaga tukang injak pun pendapatan masih jauh lebih besar.

oleh : Nurman Ihsan, SP (THL TBPP DEPTAN di BANTEN)

Pemberian Pupuk Bagi Tanaman Padi

Untuk memahami pemupukan bagi tanaman padi, kita harus mengetahui umur tanaman padi terlebih dahulu. Sekarang ini banyak varietas padi yang dilepas pemerintah berumur genjah. Contoh, Inpari 10 berumur 108-116 hari dan Inpari 13 berumur 103 hari.
Tetapi untuk padi ciherang dan IR 64 umumnya berumur 115-125 hari.


FASE TUMBUH PADI


Dengan melihat 2 kondisi ini saja, kita akan kesulitan untuk menentukan kapan waktu pemupukan yang tepat bagi keduanya.

Kalau saya pribadi, untuk menentukan kapan tanaman padi dipupuk dilihat dari fase-fase tumbuhnya tanaman padi.

Saya ambil contoh padi ciherang yang berumur 115 – 125 hari.

Biasanya pembagian fase-fase ini adalah sbb :
– persemaian 20 hari
– fase vegetatif 35 hst
– fase generatif reproduktif 36-65 hst
– fase generatif pematangan 66-100 hst

– PUPUK DASAR, Sswaktu bibit pindah tanam, bibit perlu waktu sekitar 8-12 hst atau rata-rata 10 hst untuk dapat memperkokoh perakaran. Saat inilah, sebaiknya pemupukan pertama dilakukan. Sebab pada saat itu daun dan akar tanaman padi sudah mulai berkembang. Dengan demikian akan maksimal menyerap unsur hara.

Jangan diberikan pada waktu 0-5 hst, sebab daun dan akar tanaman padi belum berkembang dan masih dalam  kondisi stres. Artinya akar belum siap menerima pupuk. Bila kita berikan akan sia-sia, apalagi kita berikan pupuk urea dalam jumlah yang tinggi.  Sebab pupuk urea mudah menguap dan bersifat higroskopis. Pada waktu pemberian sebaiknya memperhatikan kondisi air. Sebaiknya sewaktu pemberian pupuk, saat kondisi air lagi macak-macak.

– PUPUK SUSULAN KE-1 . Diberikan sekitar pekan ke 3  ( sekitar 21-25 hst ) ditandai setelah para petani melakukan pengoyosan, saat inilah pemupukan dilakukan. Sewaktu pengoyosan dilakukan maka akar tanaman padi akan putus. Dengan putusnya akar, tanaman akan membentuk anakan baru.  Pada kondisi ini seperti ini, tanaman dapat maksimal penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan jumlah anakan yang maksimal ke depannya.

– PUPUK SUSULAN KE-2. Diberikan sekitar umur tanaman mencapai pekan ke 5 ( sekitar 30-40 hst ). Masa ini adalah peralihan dari fase vegetatif ke generatif. Dalam kondisi ini tanaman sedang membutuhkan nutrisi yang tinggi. Hal ini ditandai dengan keluarnya daun bendera atau padi bunting. Artinya malai padi akan segera keluar. Pada umur tersebut adalah saat yang tepat pemupukan tahap ke 3 diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan malai yang optimal.

Jadi bila kita ingin melakukan pemupukan tanaman padi, lihatlah 3 kondisi yang saya sebutkan di atas. Saat itulah kondisi tanaman padi akan maksimal menyerap unsur hara yang kita berikan. Dan hasilnya, kita sebagai petani akan puas memanennya sambil tersenyum. Semoga,,,

oleh Bapak Nurman Ihsan, SP (THL TBPP DEPTAN BANTEN)

Rabu, 26 Desember 2018

Deskripsi Padi Oleh Syntani Agro Lestari

Padi termasuk keluarga padi-padian. Batangnya beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), tingginya 1 sampai 1,5 meter. Pada tiap-tiap buku batang tumbuh daun, yang berbentuk pita dan berpelepah. Pelepah itu membalut hampir sekeliling batang.

Di dalam tanah, dari tiap buku tumbuh tunas yang dapat mengadakan batang (anak padi). Anak padi itu dapat pula beranak, dan demikian berturut-turut. Itulah makanya kita tak heran, apa sebabnya dari sebutir padi dapat tumbuh 40-50 batang.

Bila telah sampai waktunya, dari tiap-tiap batang keluar bunga. Bunga itu bunga majemuk, yang galibnya disebut sebagai bulir. Pada tiap bulir keluar 100 sampai 400 bunga.

Pada bunga ada 2 helai sekam kelopak dan 2 helai sekam mahkota. Waktu terjadi penyerbukan, bunga itu merekah (terbuka). Dan kalau penyerbukan telah berlalu, maka dasar bunga itu tertutup kembali. Sekam mahkota itulah yang selanjutnya menjadi kulit padi.

Sekam mahkota yang dua lembar tersebut tidak sama besarnya. Sekam mahkota yang besar, pada beberapa macam padi mempunyai ekor atau janggut. Padi yang berekor itu bisaanya disebut orang sebagai padi janggut atau padi bulu. Yang tidak berekor disebut cereh, dan gabahnya mudah luruh. Padi bulu bisaanya tak mudah luruh.

Sebutir padi berisi biji sebutir buah. Buah itu bisaanya disebut beras. Buah itu mempunyai selaput. Selaput itu banyak berisi zat vitamin, yang sifatnya dapat menolak penyakit beri-beri. Selaput ini pada beberapa macam padi, mengandung zat warna: ada yang merah muda, ada yang merah tua dan ada pula yang merah hitam. Jika beras dimasak, zat warna itu meresap ke dalam, sehingga nasi menjadi berwarna, menurut warna yang dikandung oleh selaput beras itu (Soemartono, 1980).
Tanaman padi merupakan tanaman semusim. Termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
(http://id.wikipedia.org/wiki/padi)

Hitchcock, mengklasifikasikan padi (Oryza satia) sebagai family Graminae (Poaceae). Berdasarkan klasifikasi ini, tanaman padi dimasukkan ke dalam sub-famili Festucoidae. Tetapi berdasarkan klasifikasi baru, Gould mengelompokan padi (bersama-sama dengan Hydrochloa, leersia, luziola, zizania, dan zizaniopsis) ke dalam sub-famili Oryzoidae, suku (tribe) Oryzae.

Genus Oryza memiliki 20 spesies, tetapi yang dibudidayakan adalah Oryza sativa L. di Asia, dan Oryza glaberrima Steund, di Afrika. Kedua spesies ini sama-sama diploid (2n= 24). Menurut Chang dan Bardenas, Oryza sativa dapat dibedakan dari Oryza gibelerrima yang tidak memiliki cabang-cabang sekunder pada malai, ligula pada Oryza sativa lebih panjang, gulma dan daunnya agak kasar serta dapat tumbuh secara musiman (Balibangtan, 1988).